Selasa, 08 Oktober 2013

Filosofi Permen Ala Jokowi



Filosofi Permen Ala Jokowi
Perwata - Gubernur DKI Jakarta Jokowi Widodo melakukan sidak ke Kelurahan Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur. Mantan Wali Kota Solo ini tiba di Kelurahan sekitar pukul 11.00 WIB. Dia berangkat dari Taman Margasatwa Ragunan, di Jakarta Selatan. Sampai di Kelurahan, Jokowi, sapaan akrab Gubernur ini langsung pergi ke ruang pelayanan Selasa, 8 Oktober 2013, siang ini, di ruang seluas 10 meter persegi tersebut tampak lengang. Hanya beberapa orang saja yang duduk menunggu pelayanan.
Kemunculan mendadak Jokowi membuat kaget staf Kelurahan. Bahkan seorang warga, Mursani, 57 tahun, yang tiba-tiba ditegur Jokowi sempat kebingungan. "Gimana pak pelayanannya?" Jokowi bertanya kepada lelaki yang sedang mengurus surat tersebut. Mursani awalnya gugup karena baru kali pertama ini berinteraksi dengan Gubernur. "Lancar Pak, pelayanannya cepat," ujarnya. Jokowi manggut-manggut mendengarkan penjelasan warga RT 10/RW 01 Cibubur ini. Kemudian, pandangan Jokowi tertuju pada toples kecil yang ada di depan meja pelayanan. Di dalamnya berisi penuh permen. Setelah meminta izin, alumni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada ini mengambil sebutir permen rasa mint. "Ini yang namanya permen wajib ada di kantor pelayanan DKI," kata Jokowi. Dia membuka permen tersebut dan memakannya. "Kenapa coba permen wajib ada?" Jokowi melemparkan pertanyaan kepada seluruh orang di dalam ruangan.
Ia melanjutkan, "Lihat saja di bank atau kantor swasta lainnya, pasti menyediakan permen." Menurut Jokowi, permen memiliki nilai filosofi bagi sebuah pelayanan pemerintahan. Dengan sebutir permen, Jokowi melanjutkan, masyarakat bisa merasa diomahke atau merasa di rumahnya sendiri. Mereka akan nyaman sembari menunggu. Ia juga mengapresiasi adanya air mineral untuk warga yang sedang menunggu. Permen menurut Jokowi,  menjadi standar minimal pelayanan yang ada di tiap kantor kelurahan dan kecamatan. "Karena intinya kelurahan, kecamatan, juga kantor pemerintah itu intinya adalah melayani," ujarnya.  Jokowi menuturkan kelurahan maupun kecamatan musti perhatian terhadap hal-hal yang kesannya kecil semacam ini. Alasannya, masyarakat justru sensitif terhadap hal yang sering dikira ala kadarnya. Sumber: tempo.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar