Perwata - Gubernur
DKI Jakarta Jokowi Widodo melakukan sidak ke Kelurahan Cibubur, Ciracas,
Jakarta Timur. Mantan Wali Kota Solo ini tiba di Kelurahan sekitar pukul 11.00
WIB. Dia berangkat dari Taman Margasatwa Ragunan, di Jakarta Selatan. Sampai di
Kelurahan, Jokowi, sapaan akrab Gubernur ini langsung pergi ke ruang pelayanan
Selasa, 8 Oktober 2013, siang ini, di ruang seluas 10 meter persegi tersebut
tampak lengang. Hanya beberapa orang saja yang duduk menunggu pelayanan.
Kemunculan
mendadak Jokowi membuat kaget staf Kelurahan. Bahkan seorang warga, Mursani, 57
tahun, yang tiba-tiba ditegur Jokowi sempat kebingungan. "Gimana pak
pelayanannya?" Jokowi bertanya kepada lelaki yang sedang mengurus surat
tersebut. Mursani awalnya gugup karena baru kali pertama ini berinteraksi
dengan Gubernur. "Lancar Pak, pelayanannya cepat," ujarnya. Jokowi
manggut-manggut mendengarkan penjelasan warga RT 10/RW 01 Cibubur ini. Kemudian,
pandangan Jokowi tertuju pada toples kecil yang ada di depan meja pelayanan. Di
dalamnya berisi penuh permen. Setelah meminta izin, alumni Fakultas Kehutanan
Universitas Gadjah Mada ini mengambil sebutir permen rasa mint. "Ini yang
namanya permen wajib ada di kantor pelayanan DKI," kata Jokowi. Dia
membuka permen tersebut dan memakannya. "Kenapa coba permen wajib
ada?" Jokowi melemparkan pertanyaan kepada seluruh orang di dalam ruangan.
Ia
melanjutkan, "Lihat saja di bank atau kantor swasta lainnya, pasti
menyediakan permen." Menurut Jokowi, permen memiliki nilai filosofi bagi
sebuah pelayanan pemerintahan. Dengan sebutir permen, Jokowi melanjutkan,
masyarakat bisa merasa diomahke atau merasa di rumahnya sendiri. Mereka akan
nyaman sembari menunggu. Ia juga mengapresiasi adanya air mineral untuk warga
yang sedang menunggu. Permen menurut Jokowi, menjadi standar minimal
pelayanan yang ada di tiap kantor kelurahan dan kecamatan. "Karena intinya
kelurahan, kecamatan, juga kantor pemerintah itu intinya adalah melayani,"
ujarnya. Jokowi menuturkan kelurahan
maupun kecamatan musti perhatian terhadap hal-hal yang kesannya kecil semacam
ini. Alasannya, masyarakat justru sensitif terhadap hal yang sering dikira ala
kadarnya. Sumber: tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar