Selasa, 24 September 2013

Berkreasi dengan Bunga Segar dan Artifisial


  
Di atas meja makan ada tiga tanaman yang potnya terbuat dari keramik. Dari jarak sekitar 2 meter, tanaman dengan dominasi warna hijau cerah itu, sepintas mirip sekali dengan tanaman asli. Tapi begitu diraba dengan jari telunjuk, ternyata itu hanyalah tanaman artifisial atau tanaman imitasi yang dibuat menyerupai tanaman asli yang terbuat dari bahan plastik.

Ya, tanaman artifisial itu merupakan karya tangan dari wanita yang akrab disapa Rati. Ia sudah menekuni kerajinan ini sejak tahun 2003. Menurutnya, bunga dan tanaman hias tampaknya sudah begitu dekat dengan kehidupan manusia. Beragam aktivitas dan hidup manusia seakan tak bisa lepas dari kehadiran bunga dan tanaman hias. Dalam hal mendekorasi rumah pun, kedua elemen ini hampir selalu hadir. Kehadirannya membuat tatanan dan suasana rumah menjadi lebih cantik, hidup, dan semarak. 

          Menurutnya, pemilihan jenis bunga memang sepenuhnya tergantung pada selera seseorang. Ada beberapa orang yang sangat menyukai bunga segar dan hidup. Pilihan ini tentu menuntut waktu lebih untuk perawatannya. Namun, jika tak punya cukup waktu, tersedia pilihan yang praktis yaitu bunga dan tanaman artifisial. Tak perlu khawatir, meski hanya buatan atau imitasi, bunga dan tanaman artifisial ini memiliki tampilan yang luar biasa karena sangat mirip dengan bunga aslinya. 
          Menurut Rati, sepintas bunga artifisial tampak seperti bunga segar. Padahal bunga ini  terbuat dari plastik, kain perca, pakis yang dikeringkan, bunga cemara,  dan akar-akar pohon. Kain perca yang tidak terpakai ternyata bisa dijadikan rangkaian bunga favorit untuk hiasan interior rumah dan berbagai pernak-pernik.
Jenis bunga dan tanaman artifisial sangat beragam. Ada bunga matahari, tulip, daisi, mawar, anggrek, dan lainnya. Bunga artifisial ini sedang disukai karena lebih tahan lama. Bertahun-tahun. “Biasanya bunga artifisial kan lebih tahan lama dan nggak cepat layu. Dekorasi bunga hidup paling tidak hanya bertahan seminggu. Sementara bunga buatan bisa sampai bertahun-tahun. Kalau memang kita sudah bosan, tinggal diganti saja dengan bunga lain,” timpal Dian Natalia.
          Merintis Bisnis. Awalnya, Rati dan Dian memiliki kegemaran memelihara bunga hidup. “Pada tahun 2004 lalu kita sudah mulai merintis bisnis bunga hidup. Kita berdua sampai belajar tentang bunga sampai ke Lembang, Bandung. Selain itu kita juga kursus merangkai bunga,” kata Rati yang juga seorang penulis di komunitas Rose Heart Writers ini.
          Bunga-bunga hidup yang sudah dikreasikan dengan buah, buku, kue kering, dan lampu kemudian ditawarkan kepada kerabat dan konsumen. “Biasanya kalau bunga-bunga hidup sudah dihias, kami kirimkan ke teman yang kebetulan sedang ada acara ulang tahun. Ya, untuk sekalian promosi,” kata Dian.
          Pada tahun 2006 akhir, Rati dan Dian menerima pesanan bunga dari salah satu pegawai Jamsostek. “Dia pesan dibuatkan bunga tapi bukan bunga hidup,” kenang Rati. Rati dan Dian lalu mencari informasi dari internet mengenai kerajinan bunga artifisial. “Ada salah satu supplier yang menyediakan bahan-bahan kerajinan bunga dan tanaman artifisial kelas 1 di daerah Mangga Dua, Jakarta,” sambung Rati. Setelah menerima pesanan bunga artifisial tersebut, Rati dan Dian kemudian mendirikan usaha kerajinan tangan bunga dan tanaman artifisial di bawah bendera Bungaku Florist n Decoration.
          Menariknya, ide untuk membuat bunga dan tanaman artifisial berasal dari film-film Korea. “Karena sinematografi terbaik adalah film Korea. Setiap detail film Korea selalu menyertakan bunga dan tanaman. Dari situ kami bisa belajar tentang bunga dan tanaman yang sudah dikreasikan dalam berbagai bentuk dan hiasan. Misalnya, ada bunga mawar yang bagian bawahnya terdapat rumput,” terang Rati sambil tersenyum geli.
          Untuk menghasilkan satu bunga atau tanaman artifisial dibutuhkan waktu hanya beberapa jam. “Paling sulit kita mencari bahannya karena kadang-kadang pesanan dari konsumen itu kan temanya aneh-aneh. Selain menerima pesan untuk pribadi, kami juga melayani pesanan untuk acara ulang tahun dan menghias kamar pengantin,” katanya.
Lebih lanjut Dian menjelaskan, selain menerima pesanan bunga dan tanaman artifisial, mereka juga melayani jasa pencucian bunga dan tanaman artifisial. “Kalau bunga dan tanaman artifisial sudah terlihat kotor, kami juga melayani jasa pencucian. Sehingga bunga tampak seperti baru lagi,” jelas Dian.
          Bunga dan tanaman artifisial yang sudah dikreasikan dijual dengan harga mulai dari Rp 150 ribu-Rp 1 juta. “Untuk omzet, dalam satu bulannya bisa mencapai Rp. 5 juta. Sedangkan keuntungannya hanya 20 %,” jelas Rati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar